Perkembangan teknologi dan ilmu kedokteran zaman sekarang ini begitu banyak manfaatnya, itu semua berkat Karunia Allah SWT yang dilimpahkan pada ilmuan - ilmuan di dunia ini. Namun ada beberapa ilmuan yang sengaja dilupakan atau di pandang sebelah mata, entah karena dari sudut pandang Agama atau dari latar belakang mereka.
Tidak se terkenal Ilmuan dunia lain berikut yang saya share kali ini, tapi menurutku ilmuan dibawah ini adalah cikal bakal dari segala penemuan yang ada pada zaman modern ini.
Inilah 19 Ilmuan Muslim terhebat yang di pandang sebelah mata oleh dunia yang aku rangkum dari berbagai referensi dari goolge.
selamat membaca dan menambah wawasan.
1. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi / Ar-Razi (Tehran, 864-930)
3. Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan / Gebert (721-815)
Meneliti: penemu ilmu kimia
4. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi / Al Kindus
Meneliti: ilmu kalam
11. Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina / Ibnu Sina / Syeh Al-Rais / Avicenna (986-1037)
Tidak se terkenal Ilmuan dunia lain berikut yang saya share kali ini, tapi menurutku ilmuan dibawah ini adalah cikal bakal dari segala penemuan yang ada pada zaman modern ini.
Inilah 19 Ilmuan Muslim terhebat yang di pandang sebelah mata oleh dunia yang aku rangkum dari berbagai referensi dari goolge.
selamat membaca dan menambah wawasan.
1. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi / Ar-Razi (Tehran, 864-930)
Meneliti: demam, penyakit cacar, alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi.
Atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.
Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251
H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah
mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang
kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad.
Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya
untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin
Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah
sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat
penjelasan seputar penyakit cacar.
Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan
yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis
tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia
menjelaskan timbulnya penyakit Rhintis setelah mencium bunga mawar pada
musim panas.
Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang
menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada
bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti
tabung, spatula dan mortar. Ar-Razi juga mengembangkan obat-obatan yang
berasal dari merkuri.
2. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham / Alhazen (Basra, 965 – Kairo 1039)
Meneliti: sifat cahaya.
Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.
Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan yang berkaitan dengannya.
Ia telah memberikan ilham kepada ahli
sains dari dunia barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics, Optics,
Mathematics.
Meneliti: penemu ilmu kimia
Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M.
Dia adalah seorang tokoh Islam yang
mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut
kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia.
Bidang keahliannya, (dimana dia
mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran,
Fisika, Mekanika, dan sebagainya.
Meneliti:
Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran, ensiklopedi,
pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi,
geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno,
Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama
Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada
masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga
kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau
bukan.
Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun
barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah
orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk
tulisan ilmiah mereka sendiri.
Al Khindi ahli adalah ilmuwan
ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik,
kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.
Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang
disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu
Kedokteran.
5. Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Abu Mansur al-Samarqandi al-Maturidi al-Hanafi / Abu Mansyur Almaturiddi (Maturidi, Samarqand)
Meneliti: ilmu kalam
Adalah seorang cendekiawan muslim dan ahli di bidang ilmu kalam. Maturidi dilahirkan di Maturid, dekat Samarqand.
Di bidang ilmu agama, beliau berguru pada
Abu Nasr al-`Ayadi and Abu Bakr Ahmad al-Jawzajani. Ia banyak menulis
tentang Mu’tazilah, Qarmati, dan Syiah.
6.Abu Raihan Al-Biruni (Khawarazmi, Turkmenistan, Persia, 15 September 973 – 13 Desember 1048)
Meneliti: matematika, astronomi (determined Earth’s circumference), fisika, ensiklopedia, filsafat, sejarah, obat-obatan, farmasi.
Merupakan matematikawan Persia, astronom,
fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara,
sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang
matematika, filsafat, obat-obatan.
Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di
Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah
yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar
matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.
Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman
filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn
Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di
universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas
Ma’mun Khawarazmshah. Dia lahir 15 September 973 dan meninggal 13
Desember 1048. Bidang lain: Astronomy, Mathematics, determined Earth’s
circumference.
7. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (Iran, 780 – 850)
Meneliti: matematika (Algebra / Algoritma / Aritmatika / Aljabar), astronomi dan geografi.
Adalah seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari Iran.
Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa
Algebra. Orang Eropa menyebutnya dengan AlGorisma. Nama itu kemudian
dipakai orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung.
Mengapa ? Karena dia adalah seorang muslim yang pertama-tama dan ternama dalam ilmu Matematika dan ilmu hitung.
Bukunya yang terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar.
8. Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi / Razes (864-930)
Meneliti: Ilmu Kimia (Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya), Medicine, Ophthalmology, Smallpox , Chemistry, Astronomy.
Hidup antara tahun 864-930 dan namanya
dilatinkan menjadi Razes. Seorang dokter klinis yang terbesar pada masa
itu dan pernah mengadakan satu penelitian Al-Kimi atau sekarang lebih
terkenal disebut ilmu Kimia.
Di dalam penelitiannya pada waktu itu
Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi sudah menggunakan peralatan khusus dan
secara sistimatis hasil karyanya dibukukan, sehingga orang sekarang
tidak sulit mempelajarinya.
Disamping itu Al-Razi telah mengerjakan
pula proses kimiawi seperti: Distilasi, Kalsinasi dan sebagainya dan
bukunya tersebut merupakan suatu buku pegangan Lboratorium Kimia yang
pertama di dunia. Bidang lain: Medicine, Ophthalmology, Smallpox ,
Chemistry, Astronomy.
9. Abu Nasir Al-Farabi / Al-Farabius (870-900)
Meneliti: bidang logika, matematika, etika, filosofi, politik, sosiologi, music, sains.
Orang barat menyebutnya dengan
ALFARABIUS. Ia hidup tahun antara tahun 870-900 Masehi dan merupakan
tokoh Islam yang pertama dalam bidang Logika.
Al Farabi juga mengembangkan dan
mempelajari ilmu Fisika, Matematika, Etika, Filosofi, Politik, dan
sebagainya. Bidang lain: Sociology, Logic, Philosophy, Political
Science, Music.
10 Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani / Abul Wafa (Buzhgan, Nishapur, Iran / Persia 940 – 997 / 998)
Meneliti: astronomi (pergerakan Bulan), matematika (trigonometri).
Adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan
mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana.
Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya.
Salah satu kontribusinya dalam
trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode
untuk menghitung tabel trigonometri.
Meneliti: kedokteran,
pengobatan (medicine), fisika, geologi, mineralogi, matematika,
astronomi, filsafat, ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis kaidah
kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat),
menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, diabetes
dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
Atau dikenal dengan nama Avicenna, hidup
antara tahun 986-1037 M. Ia adalah seorang ilmuwan muslim dan Filosof
besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-Rais.
Keistimewaannya antara lain pada masa
umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun sudah
mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu. Bidang keahliannya
adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang
Medicine, Philosophy, Mathematics, Astronomy.
12. Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar
ibni Ibrahim Al-Nisaburi Khayami / Omar Al-Khayyám (Nishapur, Iran /
Persia, 18 Mei 1048 – 4 Desember 1131)
Meneliti: sastra, matematika, astronomi.
Adalah seorang sastrawan, pemuisi
(pembuat puisi), ahli matematik, dan ahli astronomi. Khayam yang lahir
pada 18 Mei 1048 di Nishapur, Iran (Parsi) dan meninggal 4 Desember
1131 itu mempunyai nama asli Ghiyatuddin Abu al-Fatah Omar ibni Ibrahim
Al-Nisaburi Khayami.
Khayam adalah perkataan pinjaman bahasa Arab yang bermakna “pembuat khemah.” Beliau paling dikenali kerena himpunan puisinya, Rubaiyat Omar Khayyam. Ia
juga memecahkan persamaan pangkat tiga dan empat melalui
kerucut-kerucut yang merupakan ilmu aljabar tertinggi dalam matematika
modern, penyair.
13. Ibn Al-Nafis Damishqui / Ibnu Nafis (Damaskus, Suriah 1210 – Kairo, Mesir 17 Desember 1288)
Meneliti: kedokteran (peredaran darah, paru-paru)
Merupakan orang pertama yang secara
akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia (pada 1242).
Penggambaran kontemporer proses ini telah bertahan hingga kini. Namun,
Harvey (1628) dianggap pertama yang menemukannya.
Khususnya, ia merupakan orang pertama yang diketahui telah mendokumentasikan sirkuit paru-paru.
Secara besar-besaran karyanya tak
tercatat sampai ditemukan di Berlin pada 1924. Dia lahir di Damaskus
(kini wilayah Suriah) tahun 1210 dan meninggal di Kairo (kini wilayah
Mesir), 17 Desember 1288 pada umur 77/78 tahun).
14. Ibnu Khaldun (Tunisia, 27 Mei 1332/732H – 19 Maret 1406/808H)
Meneliti: filsafat, sejarah, sosiologi, ekonomi.
Ibnu Khaldun, lahir 27 Mei 1332/732H,
wafat 19 Maret 1406/808H adalah sejarahwan, pendidik ulung, pendiri
filsafat sejarah dan sosiologi.
Ia adalah seorang sejarawan muslim dari
Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi,
sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).
15. Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari / Ibnu Ismail Al Jazari / Al Jazari
Meneliti: robotika, mekanika, fluida
Ilmuwan
Muslim Penemu Konsep Robotika Modern. Al Jazari mengembangkan prinsip
hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai
mesin robot.
Ia dipanggil Al-Jazari karena lahir di
Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat,
Irak. Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di
Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.
”Tak mungkin mengabaikan hasil karya
Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail
memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin”
(Donald Hill).
Kalimat di atas merupakan komentar Donald
Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik dengan sejarah
teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazar. Al
Jazari merupakan seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri.
Lahir di Al Jazira, yang terletak diantara sisi utara Irak dan timur
laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat. Al-Jazari
merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya.
16. Abu Al Zahrawi / ALBUCASIS
Meneliti: medis, kedokteran, ahli tulang, ahli bedah.
Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun ilmuan yang berasal dari Andalusia.
Dia merupakan penemu asli dari teknik
pengobatan patah tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang
dilakukan pada era modern ini. Sebagai seorang dokter era kekalifahan,
dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang penting bagi
era modern ini.
Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota
Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat Kordoba di Andalusia
yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa.
Kota Al Zahra sendiri dibangun pada tahun
936 Masehi oleh Khalifah Abd Al rahman Al Nasir III yang berkuasa
antara tahun 912 hingga 961 Masehi. Ayah Al Zahrawi merupakan seorang
penguasa kedelapan dari Bani Umayyah di Andalusia yang bernama Abbas.
Menurut catatan sejarah keluarga ayah Al
Zahrawi aslinya dari Madinah yang pindah ke Andalusia. Al Zahrawi selain
termasyhur sebagai dokter yang hebat juga termasyhur karena sebagai
seorang Muslim yang taat.
Dalam buku Historigrafi Islam
Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul Turki
menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi.
Kebanyakan dia melakukan pengobatan
kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering kali tidak meminta
bayaran kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan pengobatan
kepada para pasiennya merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia
merupakan orang yang begitu pemurah serta baik budi pekertinya.
Selain membuka praktek pribadi, Al
Zahrawi juga bekerja sebagai dokter pribadi Khalifah Al Hakam II yang
memerintah Kordoba di Andalusia yang merupakan putra dari Kalifah
Abdurrahman III (An-Nasir). Khalifah Al Hakam II sendiri berkuasa dari
tahun 961 sampai tahun 976.
Dia melakukan perjanjian damai dengan
kerajaan Kristen di Iberia utara dan menggunakan kondisi yang stabil
untuk mengembangkan agrikultur melalui pembangunan irigasi. Selain itu
dia juga meningkatkan perkembangan ekonomi dengan memperluas jalan dan
pembangunan pasar. Kehebatan Al Zahrawi sebagai seorang dokter tak dapat
diragukan lagi.
Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi
yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan ilmu kedokteran modern
adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun geser tulang
agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang
geser, bisa kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut
digips atau dibalut semacam semen.
Dalam sebuah risalahnya, dia menuliskan,
jika terdapat tulang yang bergeser maka tulang tersebut harus ditarik
supaya kembali tempatnya semula. Sedangkan untuk kasus masalah tulang
yang lebih gawat, seperti patah maka harus digips. Untuk menarik tulang
lengan yang bergeser, Al Zahrawi menganjurkan seorang dokter meminta
bantuan dari dua orang asisten. Kedua asisten tersebut bertugas
memegangi pasien dari tarikan.
Kemudian lengan harus diputar ke segala
arah setelah lengan yang koyak dibalut dengan balutan kain panjang atau
pembalut yang lebih besar. Sebelum dokter memutar tulang sendi sang
pasian, dokter tersebut harus mengoleskan salep berminyak ke tangannya.
Hal ini juga harus dilakukan oleh para asisten yang ikut membantunya
dalam proses penarikan.
Setelah itu dokter menggerakan tulang
sendi pasien dan mendorong tulang tersebut hingga tulang tersebut
kembali ke tempatnya semula. Setelah tulang lengan yang bergeser
tersebut kembali ke tempat semula, dokter harus melekatkan gips pada
bagian tubuh yang tulangnya tadi sudah dikembalikan. Gips tersebut
mengandung obat penahan darah dan memiliki kemampuan menyerap.
Kemudian gips tersebut diolesi dengan
putih telur dan dibalut dengan perban secara ketat. Setelah itu, dengan
menggunakan perban yang diikatkan ke lengan, lengan pasien digantungkan
ke leher selama beberapa hari. Sebab jika lengan tidak digantungkan,
maka lengan terasa sakit karena masih lemah kondisinya.
Sesudah kondisi lengan semakin kuat dan
membaik, maka gantungan lengan ke leher dilepaskan. Jika tulang yang
bergeser itu sudah benar-benar kembali dalam posisi semula dengan baik
dan sudah tidak terasa begitu sakit lagi, maka buka semua balutan
termasuk gips yang membalut tangan pasien.
Tetapi jika tulang yang bergeser tersebut
belum sepenuhnya pulih atau kembali ke tempat semula secara tepat, maka
perban maupun gips yang membalut lengan pasien harus dibuka. Lalu
lengan pasien dibalut lagi dengan gips dan perban yang baru setelah itu
dibiarkan selama beberapa hari hingga lengan pasien benar-benar sembuh
total.
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif.
Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk
penyembuhan setelah dilakukannya proses operasi. Dalam penyiapan
obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi.
Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer
dan telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis.
Terjemahan Kitab Al Tasrif pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan
judul Liber Theoricae nec non Practicae Alsaharavii.
Salah satu risalah buku tersebut juga
diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan
Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga
diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris.
Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa
Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul Liber Alsaharavi di Cirurgia.
Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi
semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang
mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan Al
Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai
kampus-kampus.
Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang
termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal,
bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan
dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam
kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
17. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri / Al Jahiz (Irak, Basra, 781 – Baghdad 869)
Meneliti: biologi, zoologi, evolusi, kuman, teori evolusi, adaptasi, psikologi binatang.
Ia menulis penelitian tentang ilmu hewan
(zoology) pertama kali. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini
merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi.
Al-Jahiz lahir di Basra, Irak pada 781 M. Nama aslinya adalah Abu Uthman
Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri.
Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli
zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang
sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang
dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan.
Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang an-organik
serta mineral.”
Al-Jahiz lah ahli biologi Muslim yang
pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi. Ilmuwan dari abad ke-9
itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang
untuk tetap bertahan hidup.
Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk dapat bertahan hidup, papar dia, makhluk hidup harus berjuang, seperti yang pernah dialaminya semasa hidup.
Beliau dilahirkan dan dibesarkan di
keluarga miskin. Meskipun harus berjuang membantu perekonomian keluarga
yang morat-marit dengan menjual ikan, ia tidak putus sekolah dan rajin
berdiskusi di masjid tentang sains. Beliau bersekolah hingga usia 25
tahun. Di sekolah, Al-Jahiz mempelajari banyak hal, seperti puisi Arab,
filsafat Arab, sejarah Arab dan Persia sebelum Islam, serta Al-Qur’an
dan hadist.
Al-Jahiz juga merupakan penganut awal
determinisme lingkungan. Menurutnya, lingkungan dapat menentukan
karakteristik fisik penghuni sebuah komunitas tertentu. Asal muasal
beragamnya warna kulit manusia terjadi akibat hasil dari lingkungan
tempat mereka tinggal.
Berkat teori-teori yang begitu cemerlang,
Al-Jahiz pun dikenal sebagai ahli biologi terbesar yang pernah lahir di
dunia Islam. Ilmuwan yang amat tersohor di kota Basra, Irak itu
berhasil menuliskan kitab Ritab Al-Haywan (Buku tentang Binatang).
Dalam kitab itu dia menulis tentang
kuman, teori evolusi, adaptasi, dan psikologi binatang. Al-Jahiz pun
tercatat sebagai ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup
burung melalui migrasi.
Tak cuma itu, pada abad ke-9 M. Al-Jahiz
sudah mampu menjelaskan metode memperoleh ammonia dari kotoran binatang
melalui penyulingan. Sosok dan pemikiran Al-Jahiz pun begitu berpengaruh
terhadap ilmuwan Persia, Al-Qazwini, dan ilmuwan Mesir, Al-Damiri.
Karirnya sebagai penulis ia awali dengan
menulis artikel. Ketika itu Al-Jahiz masih di Basra. Sejak itu, ia terus
menulis hingga menulis dua ratus buku semasa hidupnya. Pada abad ke-11,
Khatib al-Baghdadi menuduh Al-Jahiz memplagiat sebagian pekerjaannya
dari Kitab al-Hayawan of Aristotle.
Selain al-Hayawan, beliau juga menulis kitab al-Bukhala (Book of Misers or Avarice & the Avaricious), Kitab al-Bayan wa al-Tabyin (The Book of eloquence and demonstration), Kitab Moufakharat al Jawari wal Ghilman (The book of dithyramb of concubines and ephebes), dan Risalat mufakharat al-sudan ‘ala al-bidan (Superiority Of The Blacks To The Whites).
Suatu ketika, pada tahun 816 M ia pindah ke Baghdad. Al-Jahiz meninggal
setelah lima puluh tahun menetap di Baghdad pada tahun 869, ketika ia
berusia 93 tahun.
18. Ali Ibn Rabban Al-Tabari (838-870)
Merupakan salah seorang pakar sains Islam yang hidup antara tahun 838 – 870.
19. Ibnu Batutah (1369)
Membuat daftar koordinat dan sosiologi wilayah China, Srilangka, India, Byzantium, Rusia Selatan.
Itulah 19 Ilmuan Muslim terhebat yang di pandang sebelah mata oleh dunia yang saya sajikan untuk anda sekalian. silahkan copy paste ke blog kalian namun tolong cantumkan sumbernya ya. untuk menghargai jerih payah saya selama ini.
0 Response to "19 Ilmuan Muslim terhebat yang di pandang sebelah mata oleh dunia"
Post a Comment